Kamis, 11 Desember 2008

jangan sedih

natal sebentar datang,
jangan engkau bermuram durja,
hanya karena tak bisa beli baju baru,
Dia datang bukan untuk itu,
tapi datang untuk menjamahmu,
untuk menyegarkanmu dan menghiburmu,
jangan sedih,
lantaran tak ada kue manis di tangan,
atau tetangga yang lupa memberikanmu sepiring nasi empal,
Dia datang untuk mereka yang kelaparan,
untuk menyelamatkanmu,
maka,
jangan sedih,
semua yang tak kau punya saat ini,
hanyalah hal yang bakal sirna,
karena duniawi sifatnya,
ada yang lebih berharga dari semua itu,
hatimu,
hatimu yang mampu menangkap bisikan,

bisikan sukacita karena kedatanganNya,
maka jangan sedih,
engkau akan mendapatkan suka cita,
bersamaNya di kemah abadi.

Yogya, jelang natal 2008.

Minggu, 05 Oktober 2008

maaf mak, aku tak mudik

maaf mak, kali ini aku tak mudik,
ini kataku untuk kesekian kali setiap menjelang musim mudik,
bukan karena aku tidak rindu kampung halaman,
bukan karena aku tak punya sanak kerabat dan handai tolan,
bukan karena aku tak mempunyai kenangan di kampung halaman,
bukan karena aku tak punya kawan untuk pulang,
bukan,
bukan karena semua itu,
tapi,
karena begitu besar beban kehidupan yang kusandang,
tahun lalu hunian dimana aku numpang berteduh digusur sat pol pepe,
tak terkecuali bekal untuk pulang ikut "terbawa" mereka,
tahun lalunya aku terkena razia ketika lagi ngamen di perempatan jalan,
tahun lalunya lagi aku terkena sakit karena kurang gizi,
dan tahun ini mak, anakmu memang tak punya uang buat oleh-oleh emak, duit yang terkumpulpun berantakan,
padahal selama ini aku katakan pada emak,
aku enak hidup di Jakarta,
sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar,
tapi maaf mak,
semua itu aku sampaikan,
agar emak tidak punya beban berat memikirkan anakmu ini,
sehingga akupun berusaha keras untuk selalu mengirim uang,
sebagai baalas budiku sebagai anak,
agar emak hidup lebih nyaman,
tapi mak,
saat ini aku tidak lagi bisa berbohong,
sesungguhnya anakmu hanyalah bagian dari sampah masyarakat,
(ini kata mereka mak,
pada hal aku korban keserakahan segelintir orang),
yang pernah merebut masa depanku dengan memasukkan aku kedunia gelap,
dengan menjadikanku kurir pergadangan psikotropika,
dunia narkoba yang membuatku terlena,
pengakuan ini aku sampaikan mak,
agar kelak kalau aku dipanggil,
tak ada lagi beban dosa dihatiku,
maafkan mak, maafkan aku,
maafkan
(tak terasa air mataku menetes membasahi pipi,
untuk kali pertama,
setelah selama ini aku terkungkung kehidupan kelam)


yogya, pasca lebaran 2008.

Senin, 22 September 2008

semua membisu.

semua membisu

ketika negri ini hiruk pikuk,
tentang degradasi moral,
ketika birokrat berbuat nekad,
menabrak norma, etika dan tanpa santun,
dan ketika negara menjadi carut marut,
karena penguasa dan pengusaha berselingkuh,
menguras habis kekayaan sumber daya alam,
maka,
kutanya pada bulan,
ia membisu,
akupun tanya pada bintang,
malah menghilang tersapu awan,
lantas,
akupun bertanya pada diri sendiri,
tak satupun jawab kudapat,
semua membisu,
kelu.

yogya, 22 sept 08

Rabu, 17 September 2008

bukakan pintu surga

Tuhan bukakan pintu surga,

aku tak tahu harus bicara apa,
ketika saudaraku ditimpa petaka,
ketika harus berebut berdesak-desakan sesama saudara,
hanya untuk sejumlah kertas berharga,
tiga puluh ribu rupiah,
hati ini menangis teriris penuh luka,
melihat mereka beringas haus akan rupiah tak seberapa,
saling sikut, saling injak dan akhirnya,
jatuhlah kurban satu persatu,
maut menjemput,
uang tak didapat nyawapun meregang,
habislah sudah riwayat,
aku tak tahu harus bicara apa,
kecuali doa bagi yang tiada,
kiranya Tuhan menjemput mereka,
tolong Tuhan tolonglah mereka,
bukakan pintu surga,
bagi mereka yang teraniaya,
dan limpahkan anugerah hidup abadi bersamaNya.


yogya, 17 0908

Minggu, 14 September 2008

muna

muna


kata Samuel di parodi kompas,
kita semua kaum muna,
kaun munafik yang suka obral janji,
janji dikemas dalam rayuan manis,
dengan menjual ayat-ayat sakral ketika kampanye,
sementara dirinya bukanlah sufi,
yang berhak untuk menyuarakan ayat-ayat kudus,
karena dirinya belepotan dosa karena muna,
ketika birokrat berkata,
kita berantas ka ka en,
sementara dirinya gemar menerima upeti,
dan berselingkuh dengan pat gulipat,
ketika seorang pendidik berkata,
anak-anak harus rajin dan pandai,
sementara dirinya dengan cerdik
justru melecehkan norma pendidikan,
dengan mengobral jawaban ketika unas berlangsung,
ketika seorang pengkotbah mengumbar sejuta ayat,
sementara dirinya getol melakukan pelacuran norma agama itu sendiri,
kita semua kaum muna,
karena tak pernah setia pada kata dan perbuatan,
padahal apalah artinya iman,
ketika tidak dibarengi dengan perbuatan,
iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.



Yogyakarta 14 Sept 08

Kamis, 11 September 2008

kidung sunyi

kidung sunyi

malam semakin sepi,
ketika tubuh kekar tergolek,
setelah seharian dipaksa untuk bekerja keras memeras keringat,
menanggung beban berat kehidupan,
sementara aku duduk terpekur,
di samping tubuh kekar suamiku,
maafkan suamiku,
engkau harus pontang panting berpeluh keringat,
karena beban hidup semakin berat,
sementara engkau terlelap,
kukidungkan kidung sunyi,
bersama kudaraskan doa,
memuji dan memohon penuh pinta,
agar engkau besuk pagi bangun dengan tubuh bugar,
untuk bekerja mendulang sesuap nasi,
bagi aku istrimu dan si bocah mungil,
buah cinta kita,
maafkan suamiku,
kukidungkan kidung sunyi,
untuk menghiburmu,
kidung sunyi malam ini,
sungguh kidung suci hati ini,
yang telah terikat janji suci,
kita takkan berpisah kecuali oleh maut dan kematian,
kidung sunyi saksi kehidupan kita berdua.


yogya, 11 Agust 08.

Minggu, 07 September 2008

mak, jangan susah.

emak,

emak jangan susah,
jangan menatap seperti itu,
aku tahu emak sayang aku,
tak apalah mak,
tak apa aku tak sekolah,
karena kutahu itu tak mungkin,
tapi mak,
aku kan tetap belajar,
karena di rumah singgah,
ada ibu yang peduli anak-anak susah,
dengan jerih payah si ibu memmbing dan mengajariku,
bagaimana membaca, menulis, dan berhitung,
agar kelak aku bisa mencari nafkah,
bukan sekedar mengais di bak sampah,
mak,
kelak ketika aku bisa cari duit,
aku berjanji akan lebih bisa hidup mandiri,
tak tergantung belas kasih orang,
dengan menengadahkan tangan,
mak percayalah,
walau aku tak sekolah akan kujunjung etika dan norma,
karena aku tahu,
disampingku ada Dia,
yang senantiasa mendampingiku selalu,
mak,
jangan susah pintaku.



yogya, 8 agust 08

Rabu, 03 September 2008

bunda

bunda

bunda,
maaf hari ini anakmu tak bisa pulang cepat,
tuk membawa obat bagi bunda,
hari ini ada operasi razia,
dan anakmu harus pandai melompat-lompat,
tuk menghindari kejaran dan perangkap mereka,
pol pepe yang dengan bengisnya menghardik anakmu,
dan mengejarnya sampai lubang tikus,
bunda,
untung anakmu selamat,
meski harus berlarian dengan nafas tersengal,
jangan kawatir bunda,
aku kan pulang membawa obat,
aku tak mau,
bunda "pulang" cepat meninggalkanku,
aku tak mau menjadi jatim piatu,
bunda,
percayalah anakmu pasti bisa,
membawa obat walau hanya setengah resep,
karena itu yang ku mampu tuk hari ini,
tapi keberjanji,
esok kan kubawa obat, susu dan buah kesukaan bunda,
bunda,
percayalah bunda pasti sembuh,
percayalah bunda,
Tuhan masih sayang sama kita,
walau kita orang tak punya,
Tuhan sayang sama orang miskin,
kaum papa yang terpinggirkan,
bunda,
doakan anakmu,
aku segera pulang,
dengan susu dan obat di tangan.


Yogyakarta 04082008

Minggu, 31 Agustus 2008

puisi ( puasa hati)

puasa hati


satu september dua ribu lapan,
ketika orang tertunduk lesu,
ketika mereka tengah menanti sirene gaung,
pertanda berbuka tiba,
aku berpikir,
dan bertanya,
adakah cukup bagiku,
dan bagi semua orang,
puasa menahan lapar,
sementara hati ini bergejolak,
untuk memenuhi kebutuhan nafsu duniawi,
karena tuntutan era konsumerisme dan konsutifisme,
ketika hati bergejolak mencari peluang untuk berselingkuh,
dengan nafsu birahi melanggar norma kehidupan,
ketika para wakil rakyat bergairah untuk membodohi rakyat,
dengan saling berselingkuh dan saling melirik,
dan bersepakat bertindak bejat,
menggerogoti uang negara dengan dalih demi kepentingan rakyat,
cukupkah aku dan mereka,
berpuasa menahan lapar dan dahaga,
sementara rakyat banyak menderita,
karena ulahku dan ulah mereka yang tak bermartabat,
tidak,
aku harus manahan hati yang bergejolak,
aku harus bersembah total dihadapanNya,
aku harus puasa hati,
untuk tidak berkata jorok, fitnah, dengki dan iri hati,
untuk berselingkuh dengan kedurhakaan,
puasa hati membersihkan diri,
dari nafsu duniawi dan nafsu kedagingan,
yang mampu membawaku dan membawa mereka kekeheningan,
yang mampu menciptakan kesadaran akan berkeTuhanan,
puasa hati menyejukkan segalanya.


Yogyakarta 1 September 2008.

Jumat, 29 Agustus 2008

dimana engkau?

di keheningan malam,

ketika hati ini tengah galau,

kucari Engkau,

tapi tak kutemukan,

kucoba kosongkan pikiran,

tundukkan alam,

bungkam segala asa,

dan hanya terpaku pada satu asa,

harapan untuk bertemu denganMu,

kucari Engkau,

dimana,

ketika semilir angin lembut,

mengusap kulitku yang semakin merinding,

akupun tersadar,

dan kutemukan Engkau,

ternyata ada dalam pikiranku,

karena Engkau ada dalam hati yang bening,

terima kasih Engkau ternyata ada,

disisiku,

kapanpun juga,

karena Engkau dengan kasihMu yang tak mengenal batas,

inginkan aku selalu selamat dalam dekapanMu.

Yogya 30082008.