Senin, 20 Juli 2009

bingung

bingung


nalika pawarta dak rungu,
uga dak tonton saka tivi,
atiku njola, kagèt lan kepengin muntab,
généya ana wong kami tegel,
gawé pepati marang wong kang ora luput,
gawé susah wong kang ora kedosan,
nalika bom njeblug,
merga jihad jaréné,
apa iya kanthi mengkono,
bakal diijabahi déning Pengéran,
Gusti dhéwé sing kuwasa maringi urip,
nora bakal tumindak mangkono,
amerga Gusti tresna mring titah,
lan nora bakal gawé raja pati,
généya menungsa titah sakwantah,
téga gawé pepati,
aku bingung,
sétan endi sing ngrasuki pikiran bejat...

Minggu, 07 Juni 2009

DOA SYUKUR PESTA INTAN PAROKI PUGERAN

Doa syukur Pesta Intan 75 Tahun Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran.

Tuhan Yesus terimalah sembah pujian dan syukur kami. Karena kasih, Engkau serahkan Hati KudusMu yang selalu setia menyertai perjalanan kami. Kepada Hati KudusMu pula, umatMu di Paroki Pugeran ini berlindung. Di kala gelap, badai, hujan pun jalan terjal, HatiMu menjadi penolong dan tumpuan harapan. Di saat cerah mentari dan rona pelangi, HatiMu menjadi sumber damai dan suka cita kami. Perjalanan panjang telah kami lalui. Usia intan di tahun 2009 ini semakin berarti. Kami mohon berkatMu, ya Hati Yesus Yang Maha Kudus agar di dalam merayakan Pesta Intan ini, Kau beri kami kegembiraan, kekuatan, kebijaksanaan serta kesatuan hati, sehingga rangkaian ungkapan syukur ini berjalan seturut kehendakMu. Kami mohon berkatMu pula bagi para gembala dan seluruh umat, anak-anak, remaja, kaum muda dan orang tua supaya selalu bergandeng tangan dalam persaudaraan memajukan paroki Pugeran tercinta. Semoga semuanya itu menjadikan kami semakin mekar dan mengakar dalam mengimani Engkau seutuhnya dengan gembira dan bangga. Dimuliakanlah Hati Kudus Yesus yang Maha Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Jumat, 01 Mei 2009

bunda Teresa

(seijin mas Agus Igas)


bunda sungguh agung ,
karya agungmu,
membuka mata hati kami,
betapa derita mereka,
yang miskin, lemah, tersingkir ,
sungguh mereka menderita.

Selasa, 10 Maret 2009

bingung

bingung

jangan bingung saudaraku,
ketika kau dihadapkan pada banyak pilihan,
sesungguhnya hanya ada satu pilihan yang tepat,
cerdaslah saudaraku dalam memilih,
pilih Dia yang setia pada janjiNya,
bukan yang sekedar obral janji,
penuh ambisi dan sedikit manipulasi,
karena sikapnya yang manusiawi,
jangan bingung saudaraku,
banyak yang bisa dipilih
tapi hanya Satu yang setia,

Dia yang akan datang di kemudian hari,
tuk penuhi janjiNya,
Dia akan datang,
datang dengan pedang kebebasan,
datang dengan anugerahNya sepanjang jaman,
maka saudaraku,
jangan bimbang,
jangan bingung,
ikutlah Dia sang Raja kemuliaan kekal.


yogya, 10 Maret 2009.

Rabu, 04 Maret 2009

ULAT AKAN JADI KUPU-KUPU

SI ENTHUNG BAKAL DADI KUPU

(SEIJIN ROMO MGR YOHANES PUJASUMARTA)

Sharing pengalaman mengenai kupu. Saya catat dari cerita almarhum Bapak saya dalam menghadapi tantangan hidup. Saya kisahkan lagi dalam Surat yang saya tulis dalam bahasa Jawa pada masa Adven 1983, 25 tahun yang lalu. Sekarang ini saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia untuk teman-teman semua.
Surat-surat di awal masa Adven 1983:
Serat-serat ing wiwitaning mangsa Advèn 1983:

Pada waktu itu (1950-an) tidaklah mudah mendapatkan pekerjaan. Masalah itulah yang menyebabkan hati selalu gelisah dan was-was. Bagaimana lagi! Bila matahari mulai terbit di ufuk timur, ketika ayam jago mulai berkokok, tanda hari siang mulai lagi. Padahal hari itu harus makan dan memberi makan kepada anak-anak. Bila mau makan, haruslah bekerja, akan tetapi tidak ada pekerjaan yang bisa diandalkan.

Wekdal semanten (1950-an) boten gampil pados pedamelan. Prekawis punika ingkang murugaken manah tansah miris lan ketir-ketir. Lha kados pundi ta! Yen surya mlethèk ing bang-bang wétan, kalanipun jago sami kluruk, mertandhani siang wiwit malih. Kamangka dinten punika kedah nedha lan nedhani laré-laré. Yèn badhé nedha kedah nyambut damel, nanging boten wonten pedamelan ingkang gumanthok.

Tibalah musim panas penyebab daun-daun kering dan rontok. Bapak sedang berjalan-jalan di kebon, berdoa, meditasi dan kontemplasi.

Mangsa bentèr murugaken ron-ron sami garing lan rontok. Bapak saweg tindak-tindak wonten ing kebon, sembahyang, meditasi lan kontemplasi.

”Lihatlah, nak,
Ulat yang sedang bersembunyi
di daun itu.
Meski daun-daun lain kering,

tidaklah daun itu.
Si Ulat tetap saja dapat makan,
Dan sekarang telah menjadi kepompong.
Saatnya akan tiba
Kepompong akan menjadi kupu
terbang ke mana pun.

”Delengen, anggèr,
uler sing ndhelik nang godhong kuwi.
Senajan godhong-godhong liyané garing
nanging godhong kuwi ora.
Si uler tetep bisa mangan,
lan saiki wis dadi enthung.
Arep tekan titi mangsané mengko
si enthung bakal dadi
kupu
mabur tekan ngendi-endi.


Bila si Ulat saja begitu besar

diperhatikan oleh Allah,
apalagi kita ini
yang menjadi anak-anak Allah.

Yèn sing uler waé digatèkaké
semono gedhéné déning Gusti,
apa menèh awaké dhéwé
sing dadi putra-putra Dalem iki.

Peristiwa itulah, Nak,
yang menyebabkan aku tetap percaya
dan selalu berharap
pada penyelenggaraan ilahi.

Kuwi, anggèr,
sing marakaké aku tetep percaya
lan tansah duwé pangarep-arep
marang pangrengkuh Dalem Gusti.”

Teringat saya, bila Bunda sedang menggendong adik-adik saya. Kadang diajak melihat-lihat taman, disenandungkan nyanyian, agar hati gembira.

Kula kémutan, yèn ibu saweg nggéndhong adhi-adhi kula. Sok dipun ajak wonten kebon, dipun menyanyèkaken, supados remen.

Mau kutangkap kupu itu,
namun terbangnya merepotkan
ke utara, ke selatan, ke timur, balik ke barat
ke sana ke mari ke mana pun.
Siapa dapat menangkap?
Baru saja hinggap, lalu terbang lagi.


Kupu
kuwi dakincupé
Mung aburé angewuhaké
Ngalor ngidul ngétan bali ngulon
Mrana-mréné mung saparan-paran
Sapa bisa ngincupaké men
tas méncok cégrok
banjur mabur pleper

Bila demikian yang digendhong ngantuk, lalu tertidur.

Yèn ngaten punika ingkang dipun géndhong ngantuk, lajeng tilem.


”Lihatlah, Nak,
Saatnya akan tiba
Kepompong akan menjadi kupu
terbang ke mana pun.

”Delengen, anggèr,
arep tekan titi mangsané mengko
si enthung bakal dadi
kupu
mabur tekan ngendi-endi.”


Gunturgeni,
mangsa prapaskah 2009

(Dia senantiasa menepati janjiNya,
berawal dari ulat,
kemudian menjadi kepompong, enthung,
dan akhirnya jadilah kupu-kupu,
yang mengepakkan sayap indahnya,
seindah janjiNya)

Minggu, 01 Maret 2009

janjiku

janjiku....

maafkan aku,
kalau kali ini aku tak bisa tepati,
apa yang telah kujanjikan,
bukan karena apa,
tetapi,
karena aku tak punya hak,
kewenangan apalagi kuasa,
kalaupun ada sangat dibatasi,
ternyata,
setelah aku di dalam sini,
begitu ruwet dan ribet,
apalagi aku,
dengan idealisme,
yang kuandalkan selama ini,
ternyata tak mendapat tempat,
di sebuah sistem yang membelenggu,
maafkan aku,
aku tak bisa berbuat banyak,
ketika aku terkungkung dalam sistem,
dimana aku tak berdaya seorang diri,
maafkan atas janjiku,
janji seperti,
ketika aku pinta dukungan dari mu,
aku tak berdaya,
aku telah ingkar janji,
maafkan aku,
akupun berjanji,
sekali ini saja aku duduk di sini,
di lembaga terhormat negeri ini,
kalau perlu aku segra berhenti,
ntuk menebus janjiku yang tak kupenuhi,
karena kusadar,
bukan hanya dari roti aku bisa hidup,
tapi dari firmanNya yang hidup,
maaf janjiku memang bukan janjimu.


yogya, 02-03-09
ketika membayangkan jadi anggota
komunitas orang-orang terhormat.


Senin, 23 Februari 2009









janji 2


Dia tak pernah ingkar janji,

janjiNya selalu digenapi,
sebagaimana pernah kuminta,
" aku minta padaNya,
setangkai bunga mawar,
sebagai pengharum ruang,
ruang hatiku yang beku dan kelu,
tapi Dia beri aku kaktus yang berduri,
setajam duri kehidupan ini,
dan ketika aku minta kupu-kupu,
yang indah warna warni,
berterbangan di pagi hari,
Dia malah beri aku ulat,
aku kecewa, sedih, dan marah,
bahkan ngambeg,
tak lagi memuliakanNya,
tapi......
aku terhenyak,
terhentak olehNya,
ketika..
di pagi hari yang cerah,
kaktus berduri itupun
berbunga indah merekah,
membuat suasana sumringah,
menawarkan kedamaian,
dan...
ulatpun berubah menjadi kupu-kupu,
yang terbang menari kesana kemari,
sungguh.....
aku tertunduk lesu,
dan lidahkupun kelu,
tak sepatah katapun terucap,
dari mulutku yang senang bicara nista,
aku malu,
aku gembira,
ternyata Dia tak pernah ingkar janji,
dan itulah caranya Dia mengasihi,
mengasihi kita umatNya,
janji itu terbukti,
dan indah pada waktunya....


yogyakarta, 24 -02-2009,
ungkapan syukur atas augerahNya.
janji 1

seandainya aku terpilih,
maka aku akan bangun negeri ini,
pabrik-pabrik modern nan megah,
yang mampu menyerap penggangguran,
dengan gaji tinggi untuk sebuah kesejahteraan,
(aku sendiri bertanya,
apa calon investor mau?
karena sulitnya birokrasi,
dan besarnya biaya siluman,
"higt cost economic"),

aku akan ciptakan swasembada pangan,
dengan produksi melimpah,
dan aku akan berupaya,
sekolah gratis,
periksa kesehatan gratis,
angkutan gratis,
semua serba gratis,
(aku sendiri bertanya dalam hati,
apa iya bisa gratis,

lha wong pipis di terminal aja bayar seribu...),

seandainya aku terpilih,
kuabdikan diri ini untuk negeri tercinta,
aku akan berjuang untuk rakyat,
karena hidup adalah perbuatan,
( sebenarnya aku malu,
karena di lingkunganku sendiri,
di RT aku tak pernah kerja bhakti,
tak pernah meronda,
tak pernah ikut kegiatan,
tak pernah berbuat sesuatu,
tapi demi sebuah cita,
janji ini aku teriakkan lantang,
selantang geledek di musim penghujan),

maka jangan lupa,
contreng aku,
karena aku yang bisa dipercaya,
bersama kita pasti.....,
aku janji deh.....
( ragu aku meneruskannya....)


yogyakarta, 24 Pebruari 2009

Selasa, 17 Februari 2009

juru sembuh

juru sembuh

sesungguhnya ketika mereka,
berdesak-desakan,
hati ini menjerit,
kenapa mereka lakukan,
memang,
berat beban mereka,
sakit penyakit yang mereka derita,
tak kunjung sembuh oleh terapi medis,
mereka lari ke dhukun cilik,
ponari dengan batu "ajaib",
juru sembuh dadakan,
ponari bocah satu em,
sesungguhnya,
juru sembuh sejati,
telah hadir diantara kita,
Dia yang akan hadir,
di hari penghakiman,
yang telah menanti dengan palu,
dan hukum yang adil,
Dia lah sang juru sembuh sejati,
kepadaNya kita serahkan,
kesembuhan diri dan jiwa.

yogyakarta, 18 - 02- 09

Selasa, 06 Januari 2009

berilah kami.......











berilah kami......


sepekan sudah hingar bingar cahaya kembang api,
sebagai pergantian tahun kulewati,

asa telah kutebar,
harap telah kugantungkan,

doa pun telah meluncur dari mulutku yang tak henti berucap,

meluapkan rasa batin dan keinginanku kepadaNya,

menyalurkan keinginan dan seolah-olah menodongNya,

agar Dia mendengar dan mengabulkan pintaku,

namun......
sepertinya Dia melupakanku,
dan melemparku kejurang nan dalam,

mengabaikan segala pinta dan doa,

aku ingin menghujatNya,

kenapa....
kenapa Engkau tak mendengarkanku,

tak mengabulkan permohonanku,

katanya Engkau baik hati dan penuh kasih,

mana kasihMu Tuhan??

namun....

tiba-tiba lidahku kelu,

tak seucappun keluar kata,

hatikupun beku,

dan secerah sinar membutakan mataku,

akupun tersadar...

Dia mendengarkanku,

menegurku dengan sapaan lembut penuh kasih,
kataNya: "anakKu belum saatnya...... sabarlah,
dan lakukan apa yang dapat engkau lakukan"

yah.....Tuhan....
ampuni aku...

berilah kami kesadaran dan kesabaran,
berilah kami.....

karena hanya padaMu tempat aku meminta,

dan hanya namaMu yang mengatasi segala nama,

maafkan kami....
ampuni kami Tuhan.

Yogyakarta
pekan I januari 2008